Wednesday, May 1, 2013

Tetamu Hati

 

Sedar atau tidak, hati kita umpama rumah persinggahan. Tetamunya datang bersilih ganti. Tetamu-tetamu itu tidak sekadar datang dan menumpang tetapi ada yang datang dan meninggalkan sampah sarap dan kekotoran hingga hati kita tidak lagi bersih. Ruang jiwa kita menjadi berantakan, susun aturnya berubah hingga kadang-kadang kita tidak lagi menjadi diri kita. Ada juga tetamu-tetamu yang bertanggungjawab bahkan menjadikan hati kita lebih baik dari sebelumnya namun tetamu begini tidak selalu sudi bertandang ke teratak jiwa kita. Mungkin ia menunggu dijemput, tidak seperti tetamu-tetamu yang lebih suka mengambil kesempatan; duduk percuma tetapi memporak perandakan hati kita.

Ya, hati kita seringkali diziarahi KESEDIHAN dan KEPUTUS ASAAN yang setiapkali datang bertandang membawa keresahan dan keraguan. Kita tidak pernah rela dengan kunjungannya namun tetamu ini seringkali tidak sedar diri bahkan menjadikan hati kita umpama rumahnya sendiri. Puas kita mengusir barulah ia mahu keluar tetapi sampah sarap yang ditinggalkan benar-benar tidak menyelerakan hidup kita. Bukan itu saja bahkan dalam tempoh yang singkat ruang hati kita jadi berantakan sehingga hilang rupa bentuknya yang asal. Sampah sarap keresahan dan keraguan yang ditinggalkannya benar-benar membebankan jiwa kita. Kita memerlukan masa yang panjang untuk membersihkannya.

KEMARAHAN juga sering datang bertamu. Walaupun perangainya begitu kasar dan pengotor tetapi entah kenapa kita seolah-olah merelakan kedatangannya. Datangnya tidak lama tetapi ruang jiwa kita umpama ‘tongkang pecah’ bahkan ada barang-barang hiasan kita yang rosak hingga hati kita ternampak buruk dan memedihkan mata yang memandang. Kita tidak pernah suka tetapi jarang pula kita mengusirnya hingga dia sendiri yang ingin pergi. Setiapkali ia pergi kita dapati ruang hati kita penuh dengan dendam, kebencian, sakit hati dan berbagai kotoran yang begitu memedihkan dan menjadikan hati kita sesak.




Ya, kadang-kadang
KETENANGAN sudi singgah tetapi biasanya hanya seketika dan tergesa-gesa untuk pergi. Kehadirannya begitu membahagiakan. Sikapnya begitu bertanggungjawab hingga hati kita menjadi lebih baik dan indah setiapkali menerima kunjungannya. Kita tidak pernah meminta tetapi ia sering membersihkan kotoran berupa keraguan dan keresahan yang sering ditinggalkan oleh KESEDIHAN dan KEPUTUS ASAAN bahkan ia mengemas kembali hati kita yang bersepah dengan kebencian, dendam, dengki dan sebagainya yang ditinggalkan oleh KEMARAHAN. 

KETENANGAN ini bukan sombong dan benci kepada kita cuma setiapkali ia datang bertamu kita sering lupa untuk menyambutnya dengan baik. Jarang kita berterima kasih, kita hanya inginkan kebaikan yang dibawanya hingga kita lupa untuk bersyukur dan berterima kasih. Benar, terima kasih hingga ia merasa senang untuk mendiami hati kita. Kecetekan ilmu dan rendahnya kematangan kita menjadikan kita seperti kanak-kanak kecil yang rakus dan hanya inginkan 'ole-ole' yang dibawanya.


Sumber : http://my.opera.com/azmibhr/blog

Copyright by Satu Pilihan

Related Posts with Thumbnails